Rabu, 25 Maret 2015

Riwayat KH.Mahrus Ali,Mantan Kyai NU







K.H Mahrus Ali adalah seorang mantan kyai NU,terlahir bernasab NU,Beliau juga pernah menjadi bagian dan komunitas Jam'iyah NU.Beliau juga pernah ikut aktif mendakwakan dan menggerakkan Gerakan Diniyah Islamiyah dan Ijtima'iyah ala NU.Pernah mengajar di pompes "Langitan" Tuban Jawa Timur.Pernah mengajar dan menjadi pimpinan di Ma'had "Yapi" Bangil.Pernah mengajar di Remaja NU,Jeraganan dan Telogo Jero-Gresik,Jawa Timur.Pernah Menjadi Pengasuh di "Jama'ah Tahfidhil Qur'an", Waru Sidoarjo Jawa Timur.

Sejak lahir sampai umur 40 tahun Beliau telah menjadikan faham aswaja ala NU sebagai identitas kultural keagamaannya,basis teologi dan dakwanya.

Beliau adalah adik dari KH Mujadi,Pimpinan PP.KH. Mustawa,Sepanjang menantu Kiai Imam Hambali (Tokoh NU yang disegani di daerah waru ,Sidoarjo/jabatan terahkirnya adalah anggota Syuriah Syafi'iyah dan juga adik ipar KH.Abdullah Ubaid pengasuh PP. Mambaul Qur'an,Tambak Sumur,Waru-Sidoarjo)

Lahir di Dusun Telogojero Desa Sidomukti Kecamatan Giri Kabupaten Gresik JawaTimur,tanggal 28 Desember1957.Setelah menamatkan pedidikan di Madrasah MI-NU Sidomukti (1970/1971),Ia meneruskan ke Pondok Pesantren Langita Tuban Jatim selama 7 tahun.Saat itu diasuh oleh KH.Abdul Hadi Zahid,KH.Ahmad Marzuki (Mbah Mat),dan KH. Abdullah Faqih.

Selama belajar di pondok langitan Tuban,KH. Mahrus Ali sering menjadi bintang kelas dan juara membaca kitab kuning,pernah dipercaya mengajar di Pondok Langitan selama 2 tahun,Hingga pada tahun 1977 beliau dikirim oleh KH.Abdullah Faqih ke Bangil untuk mengajar di Pondok Yapi Bangil,yang saat itu diasuh oleh Habib Husain al-Habsyi.Selama di Yapi beliau mengajar materi Nahwu,Sorof,Faraidh,Hadist,dan Tafsir.Beliau juga dipercaya untuk memimpin pondoknya bersama Ustadz Imron.

Setelah itu beliau melanjutkan studi ke Makkah,Saudi Arabia.Tepatnya di Jama'ah Tahfizhil Qur'an,langsung di bawah bimbingan Guru Quran Syaikh Yasin al-Banjari,Syaikh Wa'il dan Syaikh Sa'ad bin Ibrahim,sambil sesekali ngaji rungon pada Saiyid Muhammad bin Alwi al-Maliki,hinggan mengkhatamkan dalam waktu 3 tahun.Selama belajar beliau mendapatkan beasiswa untuk akomodasi hidup di Makkah dari Gubernur Makkah waktu itu Amir Majid bin Abdul Aziz,saudara Abdullah bin Abdul AziZ Raja Saudi.Di Makkah beliau juga berguru pada Syaikh Yasin al-Fadani seorang ahli sanad hadist,yang sanadnya bersambung dari guru ke guru sampai Ke Rasulullah shalallahu alaihi wasalam dan memperoleh ijazah sanad dari Syaikh Yasin al-Fadani untuk Ribuan kitab kitab hadist dan Fiqih.


Selain itu beliau juga belajar pada Syaikh Husain Abdul Fatah dan Syaikh Abdullah bin Humaid,ketua Qodhi di kerajaan Arab Saudi.Sempat juga beliau belajar pada Syaikh Thoha dan Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah Bin Baz,saat itu menjabat ketua Dakwah dan Irsyad Wal Ifta'.Beliau Ulama Tuna Netra tetapi ahli hadist yang paling disegani di Arab Saudi.

Masih di Makkah KH Mahrus Ali  pernah membantu Ustadz DR. Hikmat Yasin Al-iraqi untuk menulis Tafsir Ibnu abi Hatim dan Muhammad bin Ishaq dalam bahasa Arab selama 2 tahun.

KH.Mahrus Ali juga dipercaya menjadi muadzin sekaligus imam masjid al-husain di aziziyah Makkah selain memberikan ceramah agama (gaji resminya 1000 real/bulan),juga menjadi rujukan pertanyaan tentang manasik haji jama'ah dari Indonesia di Maktab Syaikh Abdul Hamid Mukhta Sidayu.

Tahun 1987,Beliau kembali ke Indonesia setelah belajar di Arab Saudi 7 tahun. Dan mulai aktif terjun di dunia tulis menulis,mengarang buku dan menerjemahkan buku dari bahasa Arab ke Bahasa Indonesia.Naskah yang Beliau tulis dan terjemahkan berjumlah Ratusan.Sudah banyak yang diterbitkan,antara lain

Nama-nama indah era Millenium (Best seller,pustaka hikmah perdana),Terjemah Bulughul Maram (best seller Mahkota dan Mutiara Ilmu),Terjemah Riyadus shalihin,Terjemah shahih al-Bukhari.

Menikah dengan Hj.Faizah,seorang Hafidhah alumni Pesantren Nurul Huda Singosari,Malang Jawa Timur.Putri Kiai Imam Hambali tokoh NU yang disegani di daerah Waru Sidoarjo.Kiai Imam Hambali nyantri langsung kepada Hadratus Syaikh KH. M.Hasyim Asy'ari,Tebu Ireng-Jombang.Jabatan terakhir Kiai Imam Hambali Anggota Syuriah NU Sidoarjo,

(Eko Suparno -Suara Pembaharuan & Majalah NU "Aula" No 11 tahun XXVIII edisi Nopember 2006 halaman 10 s/d 40)

6 komentar:

  1. jangan menjelek2n orang lain ... intropeksi diri dulu.. kalo yg nulis artikel ini orang cerdas pasti dia tau tata krama

    BalasHapus
  2. Hahahaha ... Selalu nyuruh yg lain instropeksi, belajar lagi ..m ya .. Semuanya wajib belajar, paling gak 9 th

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. caranya punya istri 5 gimana ya! ke banyak dukun gk berhasil terus

    BalasHapus
  5. Tetanggaku itu....sering saya ngobrol sama dia. Orang nggak kebak itu kalau disini istilahnya, bukan siapa-siapa di NU. klaim pengurus NU dll itu omong kosong. Klaim belajar ke Syaikh-syaikh di Arab itu juga omong kosong.

    BalasHapus