Rabu, 18 Februari 2015

"Kullu" Itu Semua atau Sebagian?




Dalam sebuah hadist,

Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda,"

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ

“Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan (bid’ah) dan setiap bid’ah adalah sesat.” (HR. Muslim no. 867)

Dalam riwayat An Nasa’i dikatakan,

وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِى النَّارِ

“Setiap kesesatan tempatnya di neraka.” (HR. An Nasa’i no. 1578

Para Ahlul-Bid'ah berpendapat bahwa arti lafadZ "kullu" itu tidak semua alias bukan lafadZ umum,melainkan hanya sebagian saja.

Berikut hujjah para ahlul bid'ah yang menyatakan "kullu" berarti tidak semua dan bantahannya..

1)Imam An Nawawi ~rahimahullah mengatakan

قَوْلُهُ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ هَذَاعَامٌّ مَخْصٍُوْصٌ وَالْمُرَادُ غَالِبُ الْبِدَعِ .

“Sabda Nabi Shallallahu alaihi wasallam, “Kullu Bid’ah dlalalah” ini adalah ‘Amm Makhshush, kata-kata umum yang dibatasi jangkauannya. Jadi yang dimaksud adalah sebagian besar bid’ah itu sesat, bukan seluruhnya.” (Syarh Shahih Muslim, 6/154).

BANTAHAN :

Ini namanya senjata makan tuan,ahlul bid'ah mengkutip pendapat Imam Nawawi yang  ,mengatakan bahwa kullu bid'ah adalah Amm Maskhsush,KATA KATA UMUM...bukannya kalau kullu itu maknanya umum berarti mencakup keseluruhan, dan tidak ada pengkhususan/pengecualian?

Lalu selanjutnya Imam Nawawi mengatakan,'...yang dibatasi jangkauannya. Jadi yang dimaksud adalah sebagian besar bid’ah itu sesat, bukan seluruhnya,"

Ini memang benar,Bid'ah memang dibatasi,yaitu HANYA DALAM PEKARA SYARIAT SAJA..! SEMUA BID'AH DALAM PEKARA SYARIAT ITU SESAT DAN HARAM Sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu alaihi wasalam,"

"Dan jauhilah perkara-perkara baru yang diada-adakan (dalam urusan agama -ed) Karena sesungguhnya setiap perkara yang baru itu bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat.” (HR. Ahmad no 17184, Abu Dawud hadits No. 4609, Ibnu Majah hadits no. 42, at-Tirmidzi hadits no. 2676, beliau mengatakan Hasan Shahih)

 Dalam hadist lain,Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda

 مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa yang mengada-adakan (sesuatu yang baru) dalam  urusan kami, apa-apa yang tidak ada darinya maka tertolak.” (HR. Bukhari no 2697 dan Muslim 1718 dari ‘Aisyah)

Sedang BID'AH YANG BOLEH HANYA DALAM URUSAN DUNIA,yang bersifat kebendaan,teknologi dan informasi termasuk fasilitas-fasilitas sebagai penunjang kehidupan dan penunjang ibadah manusia.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا كَانَ شَىْءٌ مِنْ أَمْرِ دُنْيَاكُمْ فَأَنْتُمْ أَعْلَمُ بِهِ فَإِذَا كَانَ مِنْ أَمْر دِينِكُمْ فَإِلَىَّ

“Apabila itu adalah perkara dunia kalian, kalian tentu lebih mengetahuinya. Namun, apabila itu adalah perkara agama kalian, kembalikanlah padaku.” (HR. Ahmad. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengomentari bahwa sanad hadits ini hasan)

2)Allah ta’ala berfirman ;

“وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَآءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ”

“Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup”. (Al Anbiyya, 30).


Para ahlul bid'ah mengatakan,"bukannya,jin,malaikat,dan iblis tidak diciptakan dari air,melainkan dari api dan cahaya?berarti kullu itu tidak mesti semua,bisa juga sebagian"

BANTAHAN:

Supaya tidak salah memahami ayat, Perhatikan detail ayatnya :

أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلا يُؤْمِنُونَ

“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman ?”. (Al Anbiyya, 30).

Ahlul-bid'ah hanya mengambil potongan ayat saja,untuk mengelabuhi orang-orang awam..

Ayat itu berbicara tentang kebesaran Allah dan menjabarkan bagaimana dahulunya langit dan Bumi itu bersatu kemudian di pisahkan keduanya dan air itu merupakan sumber kehidupan bagi yang hidup di bumi.

Sebagai bukti bahwa ayat dalam surat al Anbiyya ayat 30 itu sedang berbicara tentang bumi, maka bisa dilihat juga pada ayat berikutnya :

Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk. (QS al An-Biyya : 31).

Ayat tersebut sedang membicarakan tentang pencipta’an langit dan bumi, dan lebih khusus tentang bumi dan makhluk yang hidup di dalamnya.

Memang benar malaikat, jin, iblis dan syetan juga ada di bumi, tapi mereka tidak termasuk penghuni bumi, mereka bukan makhluk nyata di alam bumi, mereka pun tidak hidup sebagaimana yang mendiami bumi ini pada umumnya.

Semua tahu bahwa malaikat, jin, iblis dan syetan adalah makhluk ghoib, bukan makhluk yang nyata tinggal di bumi.

Adapun ayat 30, dalam surat Al Anbiyya tersebut sedang berbicara pencipta’an langit dan bumi dan penghuninya yang semuanya adalah makhluk dhohir, makhluk nyata di bumi.

SEMUA DALIL YANG MENYATAKAN "KULLU" itu sebagian adalah lemah dan rancu.Apabila tetap dipaksakan dimasukkan dalam hadist pun akan merubah kontesk hadist Rasulullah,

"Setiap (kullu) bid'ah sesat,dan setiap (kullu) kesesatan tempatnya di neraka"

Ahlul bid'ah tidak memahami bahwa lafadz "kullu" dalam hadist diatas,dalam 1 hadist ada 2 konteks yaitu "kullu bid'ahtin (setiap bid'ah)"dan "kullu dholalah"(setiap kesesatan).

Apabila kullu diartikan tidak semua,berarti "tidak semua bid'ah sesat dan tidak semua kesesatan di neraka"!??....Memang ada kesesatan di surga??

Ahlul bid'ah jika hanya menafsirkan kullu hanya dalam konteks "kullu bid'ahtin" saja sedang "kullu dholalah"nya dibiarkan seperti adanya padahal kalimat tersebut ada dalam satu hadist dan dalam riwayat yang sama,itu merupakan penafsiran yang dipaksakan.

DALIL LAFADZ "KULLU"  ADALAH SECARA UMUM DAN MENCAKUP SEMUA

Imam Muslim meriwayatkan dalam shahihnya Dari Abu Qotadah Bahwa Imron bin Hushain berkata..

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda..
الحياء خير كله أو قال الحياء كله خير
"Malu itu baik semuanya (kulluh)" Atau beliau bersabda, "Malu semuanya (kulluh) baik."
Lalu Busyair bin Ka'ab berkata, "Sesungguhnya kami mendapati pada sebagian buku atau hikmah..Bahwa malu ada yang merupakan ketenangan dan ketundukan kepada Allah Dan ada yang merupakan kelemahan."..Imran pun marah hingga merah kedua matanya.. Ia berkata, "Kenapa aku sampaikan hadits dari Rasulullah.. Lalu kamu tentang dengan yang ada pada sebagian buku."

Begitu marahnya Imron Bin Hushain ketika Busyair bin Ka'ab berpendapat bahwa "kulluh" tidak berarti semua dengan membandingkan hadist Rasulullah dengan kitab.Imron bin Hushain memahami bahwa kulluh dalam hadist Rasulullah mencakup semua.Buka lah kitab kitab ushul fiqih bab lafadz-lafadz yang umum.Semua ulama ushul memasukkan kata kullu dalam lafadz yang umum.Tidak boleh dikhususkan kecuali dengan dalil..

Sebagaimana firman Allah,
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْت
ِ
 " Setiap yang bernyawa akan merasakan mati." [Qs.Al-imran:185]

Apakah anda mau mengatakan "tidak semua" makhluk hidup mati?

Begitu juga dengan arti kullu dalam hadist Rasulullah shalallahu alaihi wasalam,"kullu bid'ahtin dholalah",bukankah para sahabat Nabi itu orang arab  dan mereka mengerti bahasa arab? para sahabat memahami maksud "kullu"dalam hadist Rasulullah adalah "Semua"


Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata,

اتَّبِعُوا، وَلا تَبْتَدِعُوا فَقَدْ كُفِيتُمْ، كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ

“Ikutilah (petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, pen), janganlah membuat bid’ah. Karena (sunnah) itu sudah cukup bagi kalian. Semua (kullu) bid’ah adalah sesat.” (Diriwayatkan oleh Ath Thobroniy dalam Al Mu’jam Al Kabir no. 8770. Al Haytsamiy mengatakan dalam Majma’ Zawa’id bahwa para perowinya adalah perawi yang dipakai dalam kitab shohih)

Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhu berkata


,كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ ، وَإِنْ رَآهَا النَّاسُ حَسَنَةً

“Setiap bid’ah adalah sesat, walaupun manusia menganggapnya baik.” (Lihat Al Ibanah Al Kubro li Ibni Baththoh, 1/219, Asy Syamilah)



Barakallahu fiikum

Wallahu a'lam bish Shawab..

2 komentar:

  1. Tergoblok tafsir ayat alquran mencla mencle.....

    Tidak memperhatikan konteks hanya nafsu .....

    Saya tantang antum bahas postingan ini....


    BalasHapus
  2. Tergoblok tafsir ayat alquran mencla mencle.....

    Tidak memperhatikan konteks hanya nafsu .....

    Saya tantang antum bahas postingan ini....


    BalasHapus